Sunday, February 20, 2011

Penalaran

Penalaran adalah proses berfikir yang sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah atau tidak ilmiah. Dari prosesnya, penalaran itu dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan penalaran deduktif. Perbedaan dasar diantara keduanya dapat disimpulkan dari dinamika deduktif dengan progesi secara logis dari bukti – bukti umum kepada kebenaran atau kesimpulan yang khusus sementara dengan induktif, dinamika logisnya justru sebaliknya dari bukti – bukti khusus kepada kebenaran atau kesimpulan yang umum. Perbedaan antara keduanya, dapat digambarkan sebagai berikut.


Macam-macam dari penalaran deduktif adalah :
Silogisme
Suatu bentuk proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi yang merupakan proposisi ketiga. Dengan kata lain silogisme dapat di bentuk dengan dengan rangkaiian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat (premis) dan 1 kesimpulan (konklusi).

Kriteria silogisme sebagai barikut :
Premis Umum (PU) : Menyatakan bahwa semua anggota golongan tertentu (semua A) memiliki sifat atau hal tertentu (=B)
Permis Khusu (PK) : Menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang itu (=C) adalah golongan tertentu itu (=A)
Kesimpulan (K) : Menyatakan bahwa sesuatu atau sesorang itu (=C) memiliki sifat atau hal tersebut pada B (=B)

Silogisme ini bagian dari penalaran deduksi. Jika dirumuskan sebagai berikut :

PU : A = B
PK : C = A
K : C = B


1.    Silogisme Penggolongan
PU : AB
PK : CA
K   : CB
Entimem: K karena PK
Contoh
PU     : Setiap murid yang masuk kelas unggulan pintar.
PK    : Rani murid kelas unggulan.
K       : Rani murid yang pintar.
Entimem: Rani pintar karena rani masuk kelas unggulan.

2.    Silogisme pemilihan
PU   : ABC
PK     : A tidak ingin B
K     : A ingin C
Entimem : K karena PK
Contoh:
PU  : Deni ingin pergi ke bandung atau ke bali.
PK    : Deni tidak ingin ke bandung.
K     : Deni ingin ke bali.
Entimem : Deni ingin pergi ke bali karena tidak ingin ke bandung.

3.    Silogisme pengandaian
PU    : Jika A tidak B, A C
PK     : A B
K     : A tidak C
Entimem : K karena PK
Contoh: PU    : Jika Lukman tidak pergi ke sekolah, Lukman akan dimarahi ayah.
PK    : Lukman pergi ke sekolah.
K   : Lukman tidak dimarahi ayah.
Entimem : Lukman tidak dimarahi ayah karena Lukman pergi ke sekolah.

Entinem
Adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Entinem berasal dari kata Enthymeme, enthymema (Yunani) yang berasal dari kata kerja enthymeisthai yang berarti 'simpan dalam ingatan'
Silogisme muncul hanya dengan dua proposisi.

Contoh : Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari

Pada malam hari tidak ada matahari

Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis


 

Sumber:
http://www.mizan-poenya.co.cc/2010/12/makalah-penalaran-deduktif-induktif.html


http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/filsafat_ilmu/bab6-penalaran.pdf


No comments:

Post a Comment