Wednesday, October 28, 2009

10 TIP DALAM KESELAMATAN GEMPA BUMI

Oleh DOUG COPP

Kepala Penyelamat dan Manajer Bencana dari American Rescue Team International (ARTI)

PENGALAMAN

Saya telah merangkak di bawah 875 reruntuhan bangunan, bekerja sama dengan tim penyelamat dari 60 negara, dan mendirikan tim penyelamat di beberapa negara serta salah satu dari ahli PBB untuk Mitigasi Bencana selama 2 tahun.

Saya telah bekerja di seluruh bencana besar di dunia sejak tahun 1985.

Pada tahun 1996 kami membuat film yang membuktikan keakuratan metode bertahan hidup yang saya buat.

PERCOBAAN

Kami meruntuhkan sebuah sekolah dan rumah dengan 20 boneka di dalamnya. 10 boneka "menunduk dan berlindung" dan 10 lainnya menggunakan metode bertahan hidup "segitiga kehidupan".

Setelah simulasi gempa, kami merangkak ke dalam puing-puing dan masuk ke dalam bangunan untuk membuat dukumentasi film mengenai hasilnya. Film itu menunjukkan bahwa mereka yang menunduk dan berlindung tidak dapat bertahan hidup dan mereka yang menggunakan metode saya "segitiga kehidupan" bertahan hidup 100%.

Film ini telah dilihat oleh jutaan orang melalui televisi di Turki dan sebagian Eropa, dan disaksikan pada program televisi di USA, Canada dan Amerika Latin.

FAKTA

Bangunan pertama yang saya masuki adalah sebuah sekolah di Mexico City pada gempa bumi tahun 1985.

Semua anak berlindung di bawah meja masing-masing.

Semua anak remuk sampai ke tulang mereka. Mereka mungkin dapat selamat jika berbaring di samping meja masing-masing di lorong.

Pada saat itu, murid-murid diajarkan untuk berlindung di bawah sesuatu.

TEORI SEGITIGA KEHIDUPAN

Secara sederhana, saat bangunan runtuh, langit-langit akan runtuh menimpa benda atau furniture sehingga menghancurkan benda-benda ini, menyisakan ruangan kosong di sebelahnya.

Ruangan kosong ini lah yang saya sebut "segitiga kehidupan".

Semakin besar bendanya, maka semakin kuat benda tersebut dan semakin kecil kemungkinannya untuk remuk.

Semakin sedikit remuk, semakin besar ruang kosongnya, semakin besar kemungkinan untuk orang yang menggunakannya untuk selamat dari luka-luka.

AMATI

Suatu saat anda melihat bangunan runtuh di televisi, hitunglah "segitiga kehidupan" yang anda temui.

Segitiga ini ada di mana-mana dan merupakan bentuk yang umum.

10 TIP DALAM KESELAMATAN GEMPA BUMI

1. Hampir semua orang yang hanya "menunduk dan berlindung" pada saat bangunan runtuh meninggal karena tertimpa runtuhan. Orang-orang yang berlindung di bawah suatu benda akan remuk badannya.

2. Kucing, anjing dan bayi biasanya mengambil posisi meringkuk secara alami. Itu juga yang harus anda lakukan pada saat gempa. Ini adalah insting alami untuk menyelamatkan diri. Anda dapat bertahan hidup dalam ruangan yang sempit.

Ambil posisi di samping suatu benda, di samping sofa, di samping benda besar yang akan remuk sedikit tapi menyisakan ruangan kosong di sebelahnya

3. Bangunan dari kayu adalah tipe konstruksi yang paling aman selama gempa bumi. Kayu bersifat lentur dan bergerak seiring ayunan gempa. Jika bangunan kayu ternyata tetap runtuh, banyak ruangan kosong yang aman akan terbentuk.

Disamping itu, bangunan kayu memiliki sedikit konsentrasi dari bagian yang berat. Bangunan dari batu bata akan hancur berkeping-keping.

Kepingan batu bata akan mengakibatkan luka badan tapi hanya sedikit yang meremukkan badan dibandingkan beton bertulang.

4. Jika anda berada di tempat tidur pada saat gempa terjadi, bergulinglah ke samping tempat tidur. Ruangan kosong yang aman akan berada di samping tempat tidur. Hotel akan memiliki tingkat keselamatan yang tinggi dengan hanya menempelkan peringatan di belakang pintu agar tamu-tamu berbaring di lantai di sebelah tempat tidur jika terjadi gempa.

5. Jika terjadi gempa dan anda tidak dapat keluar melalui jendela atau pintu, maka berbaring lah meringkuk di sebelah sofa atau kursi besar.

6. Hampir semua orang yang berada di belakang pintu pada saat bangunan runtuh akan meninggal.

Mengapa?
Jika anda berdiri di belakang pintu dan pintu tersebut rubuh ke depan atau ke belakang anda akan tertimpa langit-langit di atasnya.

Jika pintu tersebut rubuh ke samping, anda akan tertimpa dan terbelah dua olehnya.

Dalam kedua kasus tersebut, anda tidak akan selamat!

7. Jangan pernah lari melalui tangga.

Tangga memiliki "momen frekuensi" yang berbeda (tangga akan berayun terpisah dari bangunan utama).

Tangga dan bagian lain dari bangunan akan terus-menerus berbenturan satu sama lain sampai terjadi kerusakan struktur dari tangga tersebut.

Orang-orang yang lari ke tangga sebelum tangga itu rubuh akan terpotong-potong olehnya.

Bahkan jika bangunan tidak runtuh, jauhilah tangga. Tangga akan menjadi bagian bangunan yang paling mungkin untuk rusak. Bahkan jika gempa tidak meruntuhkan tangga, tangga tersebut akan runtuh juga pada saat orang-orang berlarian menyelamatkan diri.Tangga tetap harus diperiksa walaupun bagian lain dari bangunan tidak rusak.

8. Berdirilah di dekat dinding paling luar dari bangunan atau di sebelah luarnya jika memungkinkan.

Akan lebih aman untuk berada di sebelah luar bangunan daripada di dalamnya. Semakin jauh anda dari bagian luar bangunan akan semakin besar kemungkinan jalur menyelamatkan diri anda tertutup.

9. Orang-orang yang berada di dalam kendaraan akan tertimpa jika jalanan di atasnya runtuh dan meremukkan kendaraan; ini yang ternyata terjadi pada lantai-lantai jalan tol Nimitz. Korban dari gempa bumi San Fransisco semuanya bertahan di dalam kendaraan mereka & meninggal. Mereka mungkin dapat selamat dengan keluar dari kendaraan dan berbaring di sebelah kendaraan mereka.

Semua kendaraan yang hancur memiliki ruangan kosong yang aman setinggi 1 meter di sampingnya, kecuali kendaraan yang tertimpa langsung oleh kolom jalan tol.

10. Saya menemukan, pada saat saya merangkak di bawah kantor perusahaan koran dan kantor lain yang menyimpan banyak kertas bahwa kertas tidak memadat.

Ruangan kosong yang besar ditemukan di sekitar tumpukan kertas-kertas.

Share

Wednesday, October 14, 2009

Penerapan Fungsi Turunan dalam ilmu komputer

Membuat Grafik dengan Graphmatica

Graphmatica merupakan perangkat lunak pembuat grafik yang dibuat oleh kSoft, Inc. Perangkat lunak ini bersifat shareware dan dapat diunduh di http://www.graphmatica.com/. Kelebihan perangkat lunak ini adalah ukurannya relatif kecil (di bawah satu megabyte) dan mudah digunakan. Graphmatica dapat digunakan mulai murid SMP yang baru mengenal grafik sampai dengan peneliti yang membutuhkan perangkat lunak penggambar grafik sederhana.

Teknik Penggambaran
Di bawah ini akan disajikan beberapa teknik penggambaran grafik yang dapat dilakukan dengan menggunakan Graphmatica. Grafik yang disajikan oleh Graphmatica adalah grafik dua dimensi. Graphmatica tidak mendukung pembuatan grafik tiga dimensi.

Koordinat Cartesius
Metode Cartesian adalah metode untuk menggambarkan jarak titik dari dua sumbu yang saling tegaklurus. Letak suatu titik ditentukan oleh absis dan ordinat. Sebagai contoh, untuk menggambarkan grafik fungsi parabola y = x2, kita ketikkan y= x^2 lalu menekan Enter.


Untuk menggambarkan y = sin x, kita ketikkan y = sin x lalu menekan enter.



Menentukan Turunan Fungsi
Graphmatica mempunyai kemampuan untuk melakukan diferensiasi pada fungsi yang umum dan menampilkan kurva dalam bentuk teks maupun grafik. Pencarian turunan ini hanya dapat diterapkan untuk fungsi Cartesian, kutub, dan parameter. Di samping itu, Graphmatica tidak dapat mencari turunan fungsi-fungsi di bawah ini.
• int, karena bukan fungsi kontinu
• abs, karena tidak dijamin merupakan fungsi mulus
• rand, karena tidak dapat diprediksi
Sebagai contoh, jika kita ingin mencari turunan y = , kita dapat mengetikkan y = x^0.5, menekan enter, lalu melakukan klik Find derivative.




Kesimpulannya
Turunan fungsi di gunakan dalam ilmu komputer untuk pembuatan Grafik secara cepat.

Monday, October 12, 2009

Apa itu Bumi Semu?

Bumi Semu adalah suatu kejadian dimana terjadi pencampuran isyarat-isyarat audio biasanya dihasilkan oleh apa yang dinamakan pencampur bumi semu (virtual earth mixer).
dimana isyarat-isyarat masukan yang bervariasi dipasang pada pembumian semu, yaitu masukan inverting pada penguat operasional, melalui suatu resistor-resistor deret.

Pencampur yang diuraikan di sini menggunakan pendekatan yang berbeda.
Rangkaian ini dirancang dengan prinsip basis bersama, basis bersama(common base) yaitu sebuah konfigurasi penguat dimana sinyal masukan diumpankan ke dalam terminal emitor dan sinyal keluaran dihantarkan dari terminal kolektor dimana tegangan masukan diubah bentuknya ke dalam arus bolak-balik yang bila dijumlah jadi satu, menjadi komponen AC dari kolektor. Emitor pada rangkaian basis bersama ini berimpedansi rendah dan bertindak sebagai bumi semu, jadi cakap silang antara berbagai isyarat-isyarat masukan tidak mungkin terjadi. Isyarat keluaran diambil dari kolektor T1. Penguatan dari rangkaian sama dengan R6/Rl, dimana Rl adalah resistansi masukan (salah satu dari resistor-resistor R1…R5).

Thursday, September 17, 2009

Kendala Proyek Teknologi Informasi


Tidak semua proyek teknologi informasi di perusahaan berjalan mulus. Faktor kesiapan sumber daya manusia perusahaan maupun kualitas konsultan sebagai mitra kerja sama belum tentu menjamin keberhasilan implementasi sebuah proyek teknologi informasi. Cukup banyak konsultan multi-nasional di tanah air yang mengalami kegagalan ketika menangani proyek-proyek yang sebenarnya tidak tergolong sulit di beberapa perusahaan lokal, sementara tidak sedikit pula konsultan lokal yang berhasil menangani proyek-proyek kompleks di perusahaan multi-nasional. Apa kira-kira yang menjadi parameter dari hal tersebut?
Serumit apapun atau sebesar apapun sebuah proyek, pada level operasional yang terjadi adalah “berhadapannya” sumber daya manusia perusahaan dengan para konsultan dari institusi lain. Adalah merupakan suatu kenyataan bahwa belum tentu setiap sumber daya manusia baik dari pihak perusahaan maupun konsultan memiliki semangat yang sama dalam mengerjakan sebuah proyek tertentu. Masing-masing dari mereka tentulah memiliki penilaian dan ekspektasi tersendiri dari keterlibatan mereka di proyek. Dari pihak perusahaan, jika seorang karyawan terlibat di proyek karena sebuah “keterpaksaan” (misalnya karena diperintah atasan), maka kecil kemungkinannya yang bersangkutan akan “enjoy” atau merasa mendapatkan “value” dari penugasan tersebut. Sebaliknya di pihak konsultan, jika tenaga ahli yang dipilih ternyata “terlalu pintar” (over qualified) untuk mengerjakan sebuah penugasan, mungkin saja yang bersangkutan sedikit “ogah-ogahan” (setengah hati) dalam mengerjakannya karena baginya melakukan aktivitas tersebut tidak mendatangkan “value” baru. Sebuah matriks dapat dikembangkan untuk memperlihatkan hubungan antara manfaat (value) yang dirasa oleh sumber daya manusia di perusahaan dan konsultan terhadap potensi keberhasilan sebuah proyek teknologi informasi.


Kuadran Satu mewakili sebuah lingkungan dimana sumber daya manusia dari kedua belah pihak merasa mendapatkan manfaat dari proyek yang dikerjakannya. Dalam keadaan seperti ini, biasanya proyek akan berjalan dengan cukup lancar karena semua pihak saling bekerja-sama dengan baik. Tidak ada perasaan saling curiga maupun ingin memanfaatkan satu dengan lainnya karena seluruh pihak ingin “mendapatkan sesuatu” dari keberhasilan proyek tersebut. Dilihat dari sisi keuangan proyek, biasanya prinsip “value for money” menjadi pertimbangan utama. Jarang terjadi pertengkaran menyangkut aspek-aspek proyek semacam ruang lingkup, kualitas, waktu, dan lain sebagainya karena setiap stakeholder (yang berkepentingan) merasa yakin akan niat baik masing-masing pihak. Suasana “win-win” semacam ini merupakan keadaan ideal sebuah proyek yang tentu saja akan memperkecil resiko terjadinya kegagalan karena berbagai masalah yang dijumpai. Proyek-proyek teknologi informasi semacam implementasi ERP (Enterprise Resource Planning), Intranet, E-Commerce, adalah beberapa contoh yang biasa mendatangkan manfaat bagi kedua belah pihak.



Kuadran Dua mewakili sebuah situasi dimana hanya pihak perusahaan (klien) lah yang merasa mendapatkan banyak manfaat dari keterlibatan sumber daya manusianya di dalam proyek, sementara pihak konsultan merasa tidak memperoleh manfaat yang signifikan dengan keberadaan proyek tersebut. Contohnya yang paling klasik adalah implementasi Office Automation System di sebuah perusahaan konvensional yang sebelumnya tidak pernah menggunakan komputer sama sekali. Bagi perusahaan tersebut, keberadaan komputer tentu saja sangat “menyenangkan” karena selain merupakan hal baru, fasilitas tersebut dapat mempermudah hidup mereka. Namun di pihak konsultan, terasa “membosankan” harus mengajarkan kembali aplikasi standar semacam Word Processor atau Spreadsheet kepada klien. Pada lingkungan semacam ini, biasanya konsultan akan cenderung untuk tidak terlalu banyak terlibat (intens) di dalam proyek tersebut karena merasa jenuh. Di sisi lain, tidak jarang pula terjadi “kegembiraan” yang berlebihan dari klien karena adanya “knowledge transfer” dari pihak konsultan. Fenomena ini terkadang membuat pihak perusahaan menuntut hal-hal yang lebih daripada semestinya (over demanding). Walaupun pada mulanya resiko kegagalan proyek cukup kecil, namun suasana yang berlarut-larut (terutama untuk proyek yang berjangka waktu panjang) dapat meningkatkan resiko kegagaln proyek karena besar kemungkinan si konsultan akan “nyambi” melakukan pekerjaan lain di luar proyek tersebut (sehingga menurunkan kualitas pemberian jasa konsultasi).
Kuadran Tiga merupakan situasi yang terbalik dari kuadran kedua, dimana justri pihak konsultan yang merasa diuntungkan dengan adanya proyek tersebut, sementara bagi perusahaan justru adanya proyek tersebut cenderung membebankan mereka. Contohnya adalah proyek migrasi dari sistem lama ke sistem yang baru, atau implementasi sebuah aplikasi modern yang akan merubah cara kerja staf dan karyawan perusahaan. Dapat terlihat bahwa dalam lingkungan semacam ini, pihak perusahaan akan cenderung menyerahkan “segalanya” kepada konsultan, dan mereka tidak terlalu senang jika banyak dilibatkan dalam proyek. Namun bahayanya, pada akhir dari pengerjaan proyek, biasanya mereka akan memberikan berbagai macam kritik sebagai manifestasi ketidaksetujuan mereka pada berbagai hasil dari konsultan. Keadaan ini membuat resiko proyek menjadi sangat tinggi karena si klien akan cenderung “menolak” hasil proyek terlepas dari berkualitas atau tidaknya output yang dihasilkan. Tapi tidak jarang terjadi keadaan dimana klien merasa “acuh tak acuh” terhadap hasil apapun yang dikeluarkan oleh konsultan. Pada kondisi ini, tentu saja konsultan akan diuntungkan karena selain mendapatkan keuntungan dari proyek, mereka mendapatkan sarana litbang gratis dari perusahaan (proyek dijadikan sebagai sarana pelatihan, penelitian, dan pengembangan bagi para konsultan).
Keadaan terakhir adalah seperti yang direpresentasikan oleh Kuadran Empat dimana kedua belah pihak karena berbagai alasan dan kondisi tidak merasa memperoleh manfaat apa pun dari adanya sebuah proyek. Misalnya adalah proyek EDP Audit di sebuah institusi pemerintahan yang selain membosankan bagi seorang konsultan juga tidak begitu “menyenangkan” bagi pihak klien. Kedua belah pihak biasanya sama-sama menginginkan agar proyek diselesaikan dengan cepat dan dengan kualitas yang seadanya (minimum quality). Tidak jarang terjadi pelanggaran etika bisnis oleh salah satu maupun kedua belah pihak di dalam situasi semacam ini yang tentu saja dapat menimbulkan resiko di kemudian hari yang harus ditanggung.
Matriks di atas dapat digunakan oleh pihak perusahaan, konsultan, maupun entiti lain yang berkepentingan dalam memilih sumber daya manusia yang tepat sehingga situasi ideal seperti yang terdapat pada Kuadran Satu dapat benar-benar terwujud untuk setiap proyak. Di pihak perusahaan misalnya, adalah tugas manajemen untuk menyeleksi staf atau karyawan yang tepat untuk terlibat dalam proyek. Harus dipilih orang yang benar-benar bersemangat untuk mengikuti proyek tersebut, tentu saja disesuaikan dengan jenis dan kebutuhan proyek. Untuk proyek pengembangan Sistem Informasi Keuangan misalnya, janganlah dilibatkan mereka yang telah beberapa kali terlibat dalam proyek sejenis dan mengalami kegagalan, atau mereka yang selalu anti dengan berbagai perubahan yang mungkin terjadi akibat diimplementasikannya sebuah aplikasi baru.
Di pihak konsultan pun hal yang sama berlaku. Selain dipilih orang-orang yang paling berkompeten di bidangnya, perlu dipertimbangkan pula semangat dan kemauan mereka (eagerness) untuk terlibat di dalam proyek yang ada. Di negara maju biasanya sudah tidak umum lagi dilakukan sistem penunjukan oleh seorang partner terhadap konsultannya untuk terlibat dalam proyek tertentu seperti yang kerap terjadi di Indonesia. Cara yang biasa mereka lakukan adalah dengan sistem penawaran kepada siapa saja yang tertarik untuk mengerjakan proyek tertentu. Bahkan kalau terdapat jumlah konsultan yang bersedia melebihi dari kebutuhan proyek, “lelang” berdasarkan tarif kerja (fee/rate) dan kecepatan kerja (time) pun dilakukan secara langsung dan terbuka

Pengertian dan Ruang Lingkup Proyek

Work Breakdown Structure (WBS)

WBS adalah proses hierarkis yang membagi pekerjaan proyek menjadi elemen-elemen pekerjaan yang lebih kecil.Penggunaan WBS membantu meyakinkan manajer proyek bahwa semua produk dan elemen pekerjaan yang telah diidentifikasi dan WBS digunakan sebagai basis pengendalian.




contoh wbs.jpg



Organizational Breakdown Structure (OBS)

OBS adalah proses hierarkis yang melukiskan bagaiamana perusahaan diorganisasi untuk menentukan tanggung jawab kerja.Tujuan OBS adalah menyediakan suatu kerangka untuk meringkas kerja unit organisasi, mengidentifikasi unit organisasi yang bertanggung jawab untuk paket kerja, dan mengikat unit organisasi kepada akun pengendalian biaya.



contoh obs.jpg



Responsibility Assignment Matriks (RAM)

RAM merupakan matrik yang menggambarkan hubungan antara WBS dan OBS.Dalam RAM setiap unit organisasi dalam OBS ditugaskan kepada tiap aktivitas yang terdapat dalam WBS.



contoh ram.jpg